Posts

Showing posts from January, 2019

Musik Indie menyelamatkan bahasa Indonesia

"Orang tua zaman sekarang itu, kalo ngasih nama anak ada dua, satunya kebarat baratan make sya sya kayak kesya, raisya, asya. Satu lagi yang berbau indie, awan, senja, puisi puisi gitu". Saya nggak tau persisnya, tapi diatas adalah kutipan percakapan Gofar Hilman dan Danilla Riyadi. Menurut saya emang begitulah kenyataanya. Ditengah gempuran bahasa inggris, sampai sampai ada istilah bahasa anak jaksel. Indie dalam hal ini musik, berhasil membuat bahasa indonesia kembali terlihat keren. Kata elegi dan banal di lagu lagu efek rumah kaca, sendu di lagu bara suara dan masih banyak lagi tetap cocok dipakai di tiap lirik lagu tersebut. Istilah indie sendiri merujuk kepada musisi musisi tanpa label besar(major label: sony, warner dll). Kelemahan major lebal memang pada standardnya. Dengan tujuan utama menghasilkan uang, musisi yang masuk di major label terpaksa harus membuat lagu yang sesuai dengan keinginan pasar. Disinilah kelebihan musisi musisi indie, tanpa semua standar dari ...

Terlalu banyak

Beberapa hari yang lalu saya membaca tulisan Dahlan Iskan, tentang Ilhan Omar. Anggota kongres Amerika Serikat pertama yang muslim, perempuan dan berhijab. Menurut saya yang menarik bukan soal siapa Ilhan Omar, yang menarik adalah mengapa anggota kongres Amerika bisa dikenali oleh orang Indonesia. Di Indonesia banyak sekali anggota dpr yang tidak dikenali, apalagi dprd apalagi dpd. Penyebabnya mungkin jumlah calon yang terlalu banyak. Jumlah calon yang banyak ini karena partainya juga banyak. Di Amerika sendiri, partai ya cuma dua, Republik dan Demokrat. Jadi mirip seperti milih bupati, lebih mudah untuk calon atau anggota legislatif disana untuk dikenali. Efek buruknya di Indonesia, akibatnya partai partai politik sering menggunakan selebriti atau orang yang terkenal sebagai calonnya. Sebenernya sah sah saja jika itu dilakukan. Di amerika artis macam Jay Z pernah nyalon jadi walikota New York atau artis lain macam Arnold Swaszntchkerger (saya nggak tau nulisnya gimana) terjun juga k...

Mentor investasi saham

Nggak ada orang yang baru lahir langsung bisa jalan. Sama kayak investasi, nggak ada yang baru mulai langsung jago. Bahkan kalo udah dari awalnya jago matematika, atau punya ipk 4 tetap susah rasanya ngehadapin hal hal kayak saham fundamental bagus tapi nggak naik naik atau market crash. Supaya bisa belajar lebih cepat, kita butuh mentor. Mentor ini bukan yang ngajarin teori kayak banyak buku, tapi lebih ke yang ngajarin hal hal teknis kayak nyeritain pengalaman dia waktu market crash. Kalau dulu Opa Warren harus ketemu dan belajar langsung ke Benjamin Graham kalau sekarang sudah banyak berseliweran pakar pakar saham di blog atau media sosial. Berikut beberapa referensi yang biasa saya baca. 1. Teguh Hidayat Teguhhidayat.com Beliau adalah penulis blog, di blognya ini ngebahas mulai dari prospek saham saham, tahapan tahapan seorang investor atau kondisi terkini kayak pas market crash kalian harus ngapain. beliau juga nyediain e book kuartalan berbayar juga kalau mau info lebih lanju...