Posts

Showing posts from May, 2019

Haruskah investor takut kepada kondisi ekonomi

Salah satu sentimen paling berpengaruh pada harga saham di bursa adalah sentimen ekonomi. Sentimen ini banyak macamnya, dari nerca dagang, neraca pembayaran, indeks manufaktur, inflasi, daya beli masyarakat dan masih banyak lagi. Sentimen ekonomi ini seringkali membuat ricuh pasar saham. Seperti beberapa saat yang lalu Donald Trump memanas manasi perang dagang dengan menambah tarif impor kepada produk produk asal Tiongkok. Dampaknya luar biasa indeks saham gabungan anjlok lebih dari 5% dalam satu bulan. Lalu sikap apa yang harus diambil sebagi investor. Kalau saya pribadi tidak begitu memperdulikan sentimen ekonomi tersebut alasannya adalah: 1. Perusahaan yang baik akan selalu beradaptasi dengan kondisi apapun. Salah satu pelajaran paling penting dalam buku blue ocean thinking adalah mindset bahwa sejatinya tidak ada Industri yang benar benar sunset. Hanya pelaku industrinya yang tidak dapat beradaptasi mengambil peluang. Seperti Unilever yang pada tahun 1998 kinerjanya tetap posit...

Cara paling mudah untuk kaya

Image
Saya sebenernya males untuk nulis tulisan seperti ini. Entah kenapa kesannya terlalu bombastis. Tapi ini benar adanya, menurut saya cara satu satunya yang paling realistis dan bisa dilakukan siapa saja. Caranya yaitu dengan melakukan yang namanya compounding . Apa itu? Gampangnya compounding adalah menginvestasikan sejumlah dana dan hasil investasi dari dana tersebut diinvestasikan kembali. Misalnya kita menginvestasikan uang 1.000.000 rupiah perbulan di deposito pada bulan Januari. Pada bulan februari kita menginvestasikan lagi 1000.000 rupiah dan keuntungan investasi pada bulan sebelumnya diinvestasikan juga. Lalu hal ini dilakukan konsisten bertahun tahun. Okay sekarang kita lihat betapa luar biasanya konsep ini. Contoh seorang buruh berumur 20 tahun berinvestasi 1000.000 di deposito dengan bunga 6% setiap tahun. Okay kita lihat hasilnya. Setelah 30 tahun Sesuai dengan gambar diatas, setelah 30 tahun maka akan terkumpul lebih dari 940 juta dengan hanya mena...

Mengapa saya berinvestasi

Mungkin judul ini terdengar aneh. Tentu saja untuk masa depan, biar nilai tabungan tidak termakan inflasi, dan semua jawaban dari para motivator itu. Tapi mengapa saya berinvestasi? Saya punya jawaban ysng sedikit berbeda. Saya cukup idealis. Ingin hidup ideal, bahagia tapi juga mebahagiakan orang lain, ingin berkarya tanpa batasan. Saya percaya bahwa untuk berkarya kita butuh kreativitas, kreativitas ini maksimal jika kita tidak dibatasi, tidak takut apapun. Ada sebuah penelitian tentang dua ekor monyet yang diberi mainan. Monyet yang tinggal di kebun binatang nyatanya lebih berani untuk menanggapi mainan tersebut sementara yang dihutan menganggapnya sebagai ancaman. Hal itu terjadi karena monyet di kebu binatang merasa lingkungannya aman. Sama seperti manusia, orang yang tidak punya beban ekonomi salah satunya. Akan lebih bebas berkarya, lebih bebas melakukan sesuatu dan itu akan membuat apa yang dia lakukan lebih maksimal.

Menjadi Generalis, apa aja yang Saya Lakukan

Okay, jadi setelah kemarin saya cerita tentang menjadi generalis dulu baru spesialis, sekarang saya akan cerita. Saya ngapain aja saat ini sebagai generalis. 1. Usaha ayam Saya pada dasarnya suka hewan selain reptil, itu kenapa saya senang dengan usaha ini. Tapi ya karena baru belajar masih banyak masalah. 2. Investasi saham. Dari dulu saya sangat suka melihat potensi. Misal aja saya membeli sepatu yang desainnya timeless (converse) simpel karena nilainya nggak turun bahkan cenderung naik. 3. Menulis. Saya suka membaca, dan penuh dikepala. Jadi daripada terbuang percuma karena lupa, lebih baik saya share. Saya menggunakan media blog ini dan Idntimes (bisa dibantu dibaca buat nambah viewers 😄 ). 4. Menggambar/desain. Saya orangnya cukup visual. Itu kenapa saya menghindari memfollow teman teman yang fotonya alay ✌️. Saya rasa saya cukup berbakat disini, waktu kecil saya pernah juara lomba menggambar. Tapi yang membuat dilema adalah kalau saya seriusin, akan ma...

Menjadi generalis baru spesialis

Perbedaan mendasar dari generasi lama dan baru adalah cara pandang soal jalan menuju kesuksesan. Orang dulu berfikir seakan akan untuk menjadi sukses hanya jadi pns, abri, dokter. Itu itu aja. Sebenernya wajar, mereka tidak mengenal content creator, creative director atau pekerjaan pekerjaan keren lain. karena emang pekerjaan itu emang cuma ada di masa ini. Lalu dengan banyaknya pilihan jalan mana yang mau diambil. Kalau menurut saya di coba aja semuanya. Semuanya yang kita suka. Lalu Kenapa semuanya?  1. Untuk lebih bersykur Ketika kita mencoba kita merasakan. Kita bener bener tau apakah itu sesuai dengan apa yang kita mau atau tidak. Toh Jikapun gagal dan kembali ke jalan yang awal tentu kita akan lebih bersykur. 2. Pekerjaan adalah salah sesuatu yang menyita waktu paling banyak dalam hidup Waktu rata rata bekerja adalah 8 jam atau sepertiga dari hidup kita. Bayangkan pekerjaan itu tidak menyenangkan, temen temennya toxic, bidangnya nggak passion, atasannya ngeselin. Maka ...

Internat adalah liberator

Kalian hidup disebuah era yang sangat hebat. Karena apa, karena ini, karena smartphone(sambil nunjuk hp). Begitulah kira kira kata kata yang saya dengar dari podcastnya Iqbal Hariyadi tentang acara Gary Vee. Selain Gary, pangeran siahaan juga mengatakan hal yang kira kira sama. Internet adalah liberator, sesuatu yang membebaskan. Hanya lulusan Supomo, tidak punya coaching license dan bukan dari keluarga atlit, Pange berhasil menjadi seorang pundit(orang yang menganalisis sepakbola) dan memiliki media sendiri dengan membangun karir hanya melalui internet. Lalu apa yang harus selanjutnya saya lakukan setelah mengetahui ini. Tentu saja berkarya. Berkarya lewat internet. Besok saya akan membahas tentang menjadi generalis lalu spesialis.

5 Rekomendasi brand tas lokal

Ini 5 rekomendasi brand tas lokal menurut saya. Dapat disesuaikan dengan kebutuhan, outdoor, riding atau komuter Klik disini

Punya Pilihan Hidup adalah Sebuah Kemewahan

Menurutku ibu adalah ibu yang terbaik. Mengapa? Simpel, adalah ibu selalu membebaskan dalam memilih pilihan hidup. Dari memilih aksel, daftar jurusan aneh macam teknik nuklir ibu selalu berdiri disamping untuk mendukung bahkan walau beliau mungkin kurang setuju. Seperti ketika kakak saya lebih memilih pindah dari kementerian dalam negri menjadi pns biasa di Biak. Hal ini berasa sekali hilang ketika saya balik ke Biak. Ketika ibu sudah tiada. Ketika saya memutuskan untuk berwirausaha bapak saya langsung menentangnya, bahkan sampai tulisan ini ditulis beliau sepertinya belum ikhlas saya memilih jalan ini. Tapi saya sudah hampir 25 tahun ini, sudah sewasa, saya paham konsekuensi memilih jalan ini

Berani berkata tidak

Sedih rasanya baru beberapa hari membuat target menulis setiap hari tapi nyatanya langsung bolong di hari ketiga. Parahnya berlanjut di dua hari kedepannya. Tapi paling tidak ada pelajaran yang dapat diambil. 1. Berani berkata tidak Dua hari awal saya tidak menulis adalah karena ada rapat 1000 guru. Sebenernya setengah 11 rapat telah selesai namun ajakan untuk ngobrol ngobrol tidak dapat di tolak. Dan kunci masalah ini adalah harus belajar berani berkata tidak. 2. Sekali target tidak dilakukan, kecenderungan untuk tidak melakukannya lagi menajadi tinggi. Seharusnya tidak ada alasan lagi di hari ketiga, namun saya tetap tidak menulis. Bahkan sempat berpikir "yah sudah bolong aja mending tidak usah dilanjutkan". Untuk itu jika ingin menjadi kebiasaan jangan sampai target terlewat satu hari pun karena akan terbiasa melewati nya lagi.

Mengapa memilih menulis

Seperti yang sebelumnya saya ceritakan, setiap harinya di bulan puasa ini saya akan menulis satu artikel di blog. Dan kenapa saya memilih melakukan hal ini, inilah alasannya 1. Saya suka membaca dan merenung tapi pelupa. Pada dasarnya saya adalah seorang generalis. Tau banyak hal tetapi tidak ada yang benar benar tahu secara spesifik. Suka banyak hal tapi mungkin tidak ada yang benar benar berbakat. Selain itu saya juga suka berfikir, mengamati lingkungan sosial atau tentang ide ide baru. Dan karena itu semua penuh di kepala, daripada lupa lebih baik saya tulis disini. 2. Termotivasi pak Dahlan Iskan. Buat yang belum tau, pak Dahlan Iskan melalu disway, menulis hampir setiap hari. Tetap konsisten di umur yang sudah tua untuk terus membagikan cerita cerita baru, pengalaman, analisis dan semua pandangannya. Saya sangat salut dengan konsistensi yang beliau punya dan tentu tidak mau kalah. Okay itu saja buat hari ini, buat yang sudah membaca terima kasih Oh iya, besok saya akan men...

Bulan Ramadhan Bulan Madrasah

Ramdhan adalah bulan madrasah, begitulah kata ustad Abdul Somad disalah satu podcast yang saya dengar beberapa hari yang lalu. Selain itu saya pernah mendengar, butuh waktu 21 hari untuk menjadikan suatu hal jadi kebiasaaan. Jadi harusnya waktu 30 hari lebih dari cukup. Untuk itu saya akan membuat satu tulisan setiap hari selama Ramadhan. Kenapa milih menulis, akan saya jelaskan besok, karena sekarang sudah malam, kemarin saya telat bangun sahur.