Posts

Showing posts from October, 2019

Menulis tentang Papua

Informasi tentang papua di pulau jawa sangatlah minim. Ketika saya ngobrol dengan kebanyakan orang disana, mereka kebanyakan hanya tau hal hal yang unik atau ekstrem. Seperti koteka, perang suku, tradisi potong jari, makanan pokok sagu, dan ulat sagu yang dimakan hidup. Informasi tersebut diperoleh dari media. Media yang mengejar traffic atau ratting membutuhkan hal hal bombastis untuk diberitakan. Dampaknya stereotip buruk jadi seringkali terdampak ke orang orang Papua. Untuk melawan itu saya akan mencoba menulis hal hal yang mungkin tidak diberitakan media mainstream. Ini terdengar sengat idealis. Jadi doakan saja  saya agar konsisten 😅

Mentri Pendidikan yang baru

Ditengah pro dan kontra mentri mentri yang baru paling tidak ada suatu hal positif yang bisa kita harapkan. Tentu saja ini tentang mentri pendidikan Nadiem Makarim. Pada 2030 jumlah penduduk usia produktif Indonesia akan sampai puncak puncaknya. Sebagian orang melihat hal tersebut dengan sisi positif. Sejarah mencatat jepang pernah memanfaatkan kondisi yang sama dan menjadikan sang negeri matahari terbit menjadi negara dengan ekonomi terkuat kedua di dunia. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Sialnya momentum ledakan usia produktif ini menurut saya malah mengkhawatirkan. Saat ini perkembangan kecerdasan buatan sangatlah masif. Teknologi ini mulai menggantikan peran manusia di berbagai pekerjaan. Untuk itu jumlah penduduk usia produktif ini nantinya mungkin justru menjadi beban untuk republik ini. Disinilah peran penting Nadiem. Berlatar belakang founder decacorn pertama Indonesia, Nadiem tentu diharapkan memiliki pandangan bagaimana angkatan kerja ini dapat sesuai dengan kebutuhan ind...

Kerjaan yang disukai atau yang menghasilkan uang

Memilih pekerjaan yang menghasilkan atau yang disukai. Ini mungkin pernyataan klasik, aku beberapa kali dengar jawaban yang menurutku cocok dari Pandji atau Gary Vee tentang pertanyaan ini. Tapi sebagai pengingat aku share aja. Jawabannya adalah memilih pekerjaan yang disukai. Mengapa? Bekerja rata rata membutuhkan waktu 8 jam sehari, jika diasumsikan tidur 8 jam sehari maka pekerjaan menyita waktu setengah dari waktu sadar kita. Bayangkan jika pekerjaannya menyebalkan maka setengah dari hidup akan pasti menyebalkan. Sebenernya sesimpel itu, menurutku selain ibadah dan berguna untuk orang lain, tujuan hidup adalah untuk dinikmati, untuk mencari kebahagiaan.

Kerjaan yang disukai atau yang menghasilkan duit

Memilih pekerjaan yang menghasilkan atau yang disukai. Ini mungkin pernyataan klasik, aku beberapa kali dengar jawaban yang menurutku cocok dari Pandji atau Gary Vee tentang pertanyaan ini. Tapi sebagai pengingat aku share aja. Jawabannya adalah memilih pekerjaan yang disukai. Mengapa? Bekerja rata rata membutuhkan waktu 8 jam sehari, jika diasumsikan tidur 8 jam sehari maka pekerjaan menyita waktu setengah dari waktu sadar kita. Bayangkan jika pekerjaannya menyebalkan maka setengah dari hidup akan pasti menyebalkan. Sebenernya sesimpel itu, menurutku selain ibadah dan berguna untuk orang lain, tujuan hidup adalah untuk dinikmati, untuk mencari kebahagiaan.

Nggak perlu menyesal karena gagal

Mark Zuckerberg berhasil menjadi billionaire di usia yang belum menyentuh 30 tahun. Di Indonesia, Andhika Sutoro Putra juga berhasil menjadi milliarder di umur kurang dari 25 tahun. Teman teman kita juga banyak yang berhasil lulus cepat dan punya pekerjaan bagus. Mereka acap kali nongkrong di kafe mahal dan liburan di luar negeri. Tentu tidak lupa update update buat ngelepas endorfin. Lalu kita, Seringkali masih berkutat dengan kesibukan yang remeh. Kerja menguras emosi karena tak punya waktu lalu dibayar dengan gaji yang susah untuk ditabung. Mencari pekerjaan lain pun tak kunjung dapat. Sebagian lain mencoba membuka usaha. Berharap membuka usaha menghasilkan waktu dan penghasilan yang lebih. Nyatanya hasilnya jauh lebih buruk. Menurut artikel yang saya baca lebih dari 90% startup gagal untuk bertahan ditahun pertama. Fakta yang tentu menyebalkan, mengingatkan betapa bodohnya mengambil jalan ini. Probabilitas kalah dalam bermain banyak permainan judi pun lebih kecil daripada angka ...