Posts

Showing posts from September, 2020

Simplifikasi Masalah Toleransi Umat Beragama di Indonesia.

Image
Saya kesal sekali membaca tweet tersebut. Sebagai mayoritas di republik ini, umat Islam dianggap menyedihkan karena resah dengan pribadatan agama kristen. Saya kesal karena pernyataan itu sangat menyederhanakan masalah.  Memandang masalah secara biner: umat Islam resah dengan peribadatan agama lain hanya karena insecure.  Sebenernya banyak faktor lain yang dapat menjadi penyebab keresahaan tersebut. Salah satunya sejarah. Jika kita tarik kebelakang, perselisihan antara umat Islam dan Kristen sudah berlangsung berabad abad silam. Kemudian memuncak pada perang salib.  Kolonialisme yang dilakukan bangsa eropa juga didorong semangat penyebaran agama. Seperti yang kita tahu dengan jargonnya gold, glory, gospel. Perselisihan yang berlangsung lama ini kemudian tertulis di buku buku sejarah. Memunculkan ingatan kolektif pada umat Islam Indonesia akan perselisihan dan penjajahan yang berujung perang dengan panji panji bersimbol salib berkibar diudara. Jika mau fair, or...

Suudzhon Terhadap Milyuner

Beberapa saat yang lalu saya membaca berita tentang taipan terkaya Indonesia bapak Hartono yang mengirim surat ke Presiden Jokowi. Isi surat tersebut mengenai kritiknya atas penerapan PSBB DKI jakarta. Penerapan PSBB ini sendiri merupakan upaya mementingkan keselamatan masyarakat dari merebaknya wabah COVID 19.  Sayangnya, kita seakan akan harus memilih kepentingan ekonomi atau kesehatan. Isi surat dari Pak Hartono mencerminkan beliau memilih yang pertama.  Masalahnya menjadi tidak etis bahwa dengan status sebagai orang terkaya di republik ini justru mengambil pilihan tersebut. Coba kita tebak motifnya Persoalan saat ini adalah jumlah kasus yang terlalu tinggi sehingga tenaga kesehatan yang bekerja kewalahan, begitu juga jumlah fasilitas kesehatan yang kurang mencukupi. Jika alasannya tidak ingin masyarakat kelaparan karena tidak dapat mencari nafkah, yang harusnya beliau lakukan adalah mendorong pemerintah mengeluarkan bansos. Bansos ini akan membuat warga berpenghasilan hari...

Mungkin Memang ini Takdir Saya.

Saya termasuk orang yang percaya akan takdir, yang baik maupun yang buruk. Termasuk mungkin kondisi yang sekarang saya alami. Penghasilan saya saat tidaklah tinggi, namun saya tahu saya bukan orang yang bodoh, saya gemar membaca dan minat politik.  Dibalik pendapatan yang rendah, penghasilan saya yang sekarang tidak membutuhkan banyak waktu. Saya mulai berfikir tentang kegemaran saya akan politik. Apakah memang tertulis dilauhul mahfuz.  Apakah saya memang digariskan mengawasi kebijakan publik pemerintah sehingga berdampak baik kepada masyarakat. Hanya Allah yang tau, coba saja dijalani dulu.

Kebodohan "Seminar Seminar Sukses"

"Sukses bisnis tanaman hidroponik dalam satu bulan". Begitu kata sebuah judul seminar di kota Solo. Kemudian semua yang tertarik lalu mendaftar. Ada 50 orang pendaftar. Mereka mereka ini berharap setelah mengikuti seminar dapat menjadi pengusaha hidoponik yang sukses. Seminar selesai, para alumnus seminar kemudian mempraktekan ilmunya.  Sebulan kemudian apa yang terjadi, hasilnya cuma dua yang dapat bertahan? Kenapa? Karena kebutuhan pebisnis hidroponik di solo yang tersisi hanya dua. Dua orang ini kebetulan tinggal di kelurahan yang belum ada pebisnis hidroponiknya. Mereka kemudian sering diundang atau mengisi seminar hidroponik diman mana. Sementara 48 lainnya kemudian merasa kurang berusaha, terpuruk dan gagal. Padahal ini sesimpel bukan permainan yang semua orang dapat menang secara bersamaan.  

Pekerjaan paling menyenangkan.

Aku pernah kerja diperusahaan dan membuka usaha sendiri. Sampai terakhir, aku mencoba usaha tanaman hias. Walaupun capek, tapi ini usaha yang paling menyenangkan. Semoga saja terus bertumbuh. 😁

Jangan mudah percaya pada jalan pikiran pria berumur diatas 50 tahun.

Sepeeti yang kita tau, masalah tiap generasi berbeda beda. Jika kebanyakan boomer dulu dihadapkan pada masalah ekonomi, masalah generasi milenial dan z adalah masalah mental. Sayangnya seringkali generasi yang lebih tua tidak mencoba memahami kondiai yang saat ini terjadi. Baru saja saya baca, di Inggris dengan tingkat literasi yang jauh lebih baik, hanya 50% orang tua yang peduli dengan kesehatan mental anak.

Compounding Interest Dalam Hidup

Awal aku mendengar kata compounding interest adalah ketika belajar investasi.  Dari literatur yang aku rangkum, salah satu kunci sukses dalam investasi adalah melakukan compounding Interest. Compounding Interest gampangnya menambah secara konsisten jumlah investasi serta menginvestasikan kembali hasil investasi yang telah kita dapatkan.  Hasil dari compounding interest ini layaknya bola salju. Dia akan sedikit sedikit membesar dan makin cepat. Hal yang sama berlaku untuk semua hal. Kebiasaan yang kita lakukan, barang yang kita beli, hubungan yang kita jaga metode ini berlaku. Maka tidak perlu besar, asalkan dilakukan secara konsisten maka hasilnya akan semakin besar dan baik.

Orang orang ini sebenarnya cuma dengki aja.

Beberapa saat yang lalu Revina, seoarang influencer melempar opininya di sosial media. Dia merasa terganggu dengan sesorang yang ditemuinya di gym karena bepantat hitam. Tiba tiba saya sekarang berfikir bagaimana dia tau orang itu memiliki pantat yang hitam -___-? Okay itu nggak penting, yang jadi masalah adalah kata kata yang dia lempar ke orang tersebut. Menurut dia orang tersebut seharusnya tidak memberikan polusi visual dengan pantatnya yang jelek. Kemudian dia bilang juga soal pujian ke fisik orang yang jelek itu munafik. Tapi menurut saya orang orang kayak revina itu sebenernya dengki aja 😂 Dia merasa harusnya cuma aku yang cantik ini yang boleh dipuji cantik. Ini sama kayak anak muda yang penuh literasi keuangan dan mapan merasa hanya dia yang boleh menikah dan punya anak dan orang miskin enggak. Orang tua yang kesal ketika anaknya mengambil jalan berbeda dengan nilai yang dianutnya juga sepertinya begitu. Ya intinya orang orang ini nggak bisa menerima nilai nilai yang dianut o...