Suudzhon Terhadap Milyuner
Beberapa saat yang lalu saya membaca berita tentang taipan terkaya Indonesia bapak Hartono yang mengirim surat ke Presiden Jokowi. Isi surat tersebut mengenai kritiknya atas penerapan PSBB DKI jakarta.
Penerapan PSBB ini sendiri merupakan upaya mementingkan keselamatan masyarakat dari merebaknya wabah COVID 19.
Sayangnya, kita seakan akan harus memilih kepentingan ekonomi atau kesehatan. Isi surat dari Pak Hartono mencerminkan beliau memilih yang pertama.
Masalahnya menjadi tidak etis bahwa dengan status sebagai orang terkaya di republik ini justru mengambil pilihan tersebut.
Coba kita tebak motifnya
Persoalan saat ini adalah jumlah kasus yang terlalu tinggi sehingga tenaga kesehatan yang bekerja kewalahan, begitu juga jumlah fasilitas kesehatan yang kurang mencukupi.
Jika alasannya tidak ingin masyarakat kelaparan karena tidak dapat mencari nafkah, yang harusnya beliau lakukan adalah mendorong pemerintah mengeluarkan bansos. Bansos ini akan membuat warga berpenghasilan harian menahan diri untuk keluar sehingga persebaran virus bisa melambat. Tenaga kesehatan jadi punya cukup waktu untuk mengobati pasien yang terpapar virus.
Lalu apakah saat ini saya boleh suudzhon surat itu hanya untuk mempertahankan kekayaannya sendiri?
Comments
Post a Comment