Yang Kurang dari Kemendikbud Pimpinan Pak Nadiem
Kemarin saya melihat tweet yang menarik. Seperti ini twitnya
"Kayaknya orang2 kayak Nadiem ini gak akan betah ya hidup biasa2 aja. Hidup dengan masalah2 hidup ala rakyat jelata.
Setelah menyelesaikan salah satu masalah bangsa dengan bikin Gojek, sekarang mau men-tackle isu paling karatan di Indonesia: pendidikan.
On a serious note, coba tonton deh. Gila sih itu kebijakan-kebijakan keren dari Mas Menteri.
Respect sekali."
Yang jadi pertanyaan apakah benar sebagus itu?
Menurut saya pribadi masalah pendidikan Indonesia yang paling utama adalah :
Ketimpangan jumlah pengajar.
Menurut saya bukan hanya soal bangunan, tapi yang lebih penting. Yaitu ketersediaan guru. Di SD inpres Biak Utara misalnya tahun 2018 ketika saya kesana hanya ada satu guru tetap dibantu oleh dua guru honorer untuk mengajar 6 ruang kelas. Jangan heran apabila pada kelas 4 masih banyak murid yang belum bisa membaca. Masih banyak sekolah seperti itu di pelosok pelosok Indonesia.
Sebenarnya Indonesia punya rasio jumlah guru terhadap murid yang besar. Bahkan lebih tinggi daripada Singapura. Sayangnya guru guru tersebut terkonsentras hanya di kota kota besar. Sangat disayangkan pak Nadiem tidak mampu melihat masalah ini sebagai masalah utama.
Padahal pada podcast tersebut Pak Nadiem mengeluhkan dampak dari kebijakan publik yang dianggap baru terasa beberapa tahun kedepan. Ini ada masalah didepan mata yang punya hasil cukup cepat terlihat untuk diselesaikan.
Mungkin masalah ini memang tidak sekeren membuat aplikasi fafifu atau mendatangkan monash university ke Indonesia. Tapi berdasarkan konstitusi kata kata yang tertulis adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, tidak hanya anak jakarta. Apakah orang di papua sudah bukan lagi bangsa Indonesia?
Comments
Post a Comment