Paradoks Muslim konservatif
Umat Islam Indonesia cenderung terbelah menjadi dua kubu pada pemilu terakhir. Konservatif dan moderat, modern dan tradisional, kota dan pedesaan. Kalangan muslim konservatif ini cenderung puritan (mengamalkan ajaran agama secara murni). Segala amalan bagi kalangan muslim konservatif harus memeiliki dasar yang kuat, didasarkan pada Al-Qur'an dan Hadist.
Namun terjadi sesuatu yang bertolak belakang pada diskusi atau narasi yang hadir saat pemilu. Jokowi PKI, kontainer dikirim ke cina, kasus Ratna Sarumpaet, banyak sekali hoax justru tersebar dari kalangan muslim konservatif. Sampai sampai kubu pada kalangan ini dituduh menggunakan propaganda firehose falsehood sebuah strategi yang menyebarkan kebohongan terus menerus sampai masyarakat secara tidak sadar menganggap hal itu adalah kebenaran.
Sebuah Refleksi
Pemilu terakhir seharusnya menjadi sebuah pelajaran penting, bahwa ajaran islam yang sangat mendasar seperti iqra belum tertanam dengan baik dalam benak umat muslim konservatif modernis Indonesia. "Melakukan amalan dengan dasar" sepertinya masih menjadi jargon jargon spiritual tanpa adanya implementasi dalam kehidupan sehari hari. Saya termasuk yang percaya kontradiksi dialektika baik dari kalangan muslim, nasionalis, sosialis selalu diperlukan untuk menghasilkan peradaban yang lebih baik dan ini selalu harus berdasar pada landasan yang dapat dipertanggung jawabkan.
Comments
Post a Comment