Posts

Showing posts from November, 2019

Era Akhir Nasionalisme

Dulu ketika saya kecil sampai bahkan samlai SMP, kebanggan terhadap negara tinggi sekali. Saya senang sekali menonton pertandingan bola dan bulu tangkis yang diwakili oleh tim nasional. Namun ketika beranjak dewasa baik ketika SMA maupun kuliah, rasa nasionalisme mulai luntur. Saat ini bahkan saya menganggap nasionalisme adalah paham yang sudah usang. Saya punya dua alasan mengapa nasionalisme sudah tidak lagi relevan. Pertama, kolonialisme yang menjadi akar pamornya nasionalisme sudah nyaris hilang . Salah satu alasan berkembangnya nasionalisme adalah karena nasionalisme merupakan paham akan perlawanan terhadap kolonialisme. Kecintaan dan keinginan banyak masyarakat diseluruh dunia untuk dapat menentukan nasib sendiri lalu mengangkat pamor nasionalisme. Namun saat ini kondisi sudah sama sekali berbeda, kolonialisme sudah nyaris hilang sehingga nasionalisme sudah tidak lagi dibutuhkan. Kedua, fanatisme nasionalisme menjadi sumber berbagai permasalahan . Nasionalisme memunculkan ad...

Masalah Pendidikan Indonesia

Menarik mendengar podcast Benang Merah tentang pendidikan kontekstual. Rasanya mewakili banyak keresahan saya tentang dunia pendidikan. Dari obrolan di podcast tersebut saya punya pendapat yang mungkin lebih radikal mengenai masalah pendidikan Apakah tujuan dari pendidikan ? Perlu untuk balik kepada akar dari permasalahan. Untuk apa pendidikan ini kita upayakan. Banyak versi dari masing masing orang. Namun pada prakteknya, tujuan pendidikan dewasa ini tentu saja untuk memenuhi kebutuhan industri. Sekolah biar bisa jadi dokter, pilot, polisi, programer, atlit. Itu yang dikatakan hampir semua orang. Sebenernya cara pandang seperti itu tidak sepenuhnya salah. Baru baru ini presiden meminta kepala daerah menutup mata untuk menanda tangani setiap proposal investasi yang masuk ke daerah. Untuk menyiapkan investasi tersebut tentu butuh sdm yang mumpuni. Investasi ini berikutnya akan menggenjot pertumbuhan ekonomi dan membantu negara untuk menjadi negara maju. Namun apakah itu yang kita...

Jangan percaya cerita layangan putus

Baru baru ini viral  cerita berjudul layangan putus. Kisah seorang isteri yang dimadu suaminya tanpa pemberitahuan. Cerita seperti ini seringkali menjadi preseden pada sebuah debat. Misal perdebatan tentang apakah poligami selalu menyakiti pihak perempuan. Namun dari kisah tersebut tidak dapat langsung diambil kesimpulan. Alasannya adalah penyampaian argumen, baik tertulis seperti di sosial media ataupun langsung, data yang digunakan haruslah mewakili populasi yang ada. Misalkan hasil survey dari 70% pasangan poligami di suatu daerah. Jadi menggunakan satu dua kasus seperti diatas tidak layak digunakan untuk dasar suatu argumen. Contoh seperti itu ada istilahnya, namanya cherry picking gampangnya adalah menggunakan cerita atau data hanya yang mendukung suatu argumen. Diibaratkan seperti memetik buah cherry, kita cenderung mengambil cherry yang sesui dengan kondisi kita saja, walaupun mungkin jumlahnya sedikit.

10 Rekomendasi film dari saya

Karena manusia dibentuk dari apa yang dia tonton dan baca, ini 10 film favorit yang mungkin berpengaruh membentuk saya. 1. Dunkrik film sejarah tentang pasukan sekutu yang terpojok di daerah bernama Dunkrik ketika perang dunia ke 2. 2. Spotlight film tentang investigasi kasus pelecehan seksual oleh pastur di gereja gereja terhadap anak anak . 3. The Dark Knight Film tentang pertarungan batman ngelawan joker. 4. Wolf of Wall Street Kisah hidup seorang broker licik di pasar modal. 5. Ted Cerita tentang beruang lucu yang bisa bicara. Filmnya lucu banget. 6. Persuit of happiness Kisah perjuangan seorang ayah untuk memgejar kebahagiaan. 7. Shawshank redemption Film tentang seoang akuntan cerdas yang dipenjara. 8. The Dark Knight Rises Cerita tentang batman yang merasa masanya sudah habis dalam memerangi kejahatan. 9. Kimi non nawa Kisah cinta lintas waktu. Animasinya keren banget. 10. The intern Kisah pensiunan wakil direktur yang bisa dengan hidupnya lalu mencoba magan...

Mengapa makin sering post di media sosial, dan berpartisipasi dalam demokrasi

Setelah reformasi tahun 1998 berakhirlah era totalitarian republik Indonesia. Walaupun masih banyak masalah, kebebasan berpendapat saat ini adalah sebuah kemewahan. Idealnya setiap warga negara dapat mengutarakan pendapatnya di muka umum tanpa tindakan represi dari pemerintah. Namun banyak pihak pihak yang ingin memanfaatkan demokrasi ini. Jika tindakan represi melelui militer tidak dapat dilakukan. Maka yang dilakukan adalah mengadu sipil melawan sipil. Mereka memfabrikasi informasi untuk mengarahkan opini publik. Contohnya seperti kasus buzzer buzzer yang berseliweran di media sosial. Untuk itu kesaksian atau pendapat publik yang otentik diperlukan. Publik harus keluar dari eco chamber fanatisme untuk berpikir jernih. Mengikuti value yang dibela, bukan sosok yang didewakan. Mengutarakan pendapat sesuai kapasitasnya untuk mendebunk manipulasi opini publik. Itulah mengapa saya saat ini makin sering memposting sesuatu di media sosial. Menurut saya penting untuk terlibat dalam percak...

Jebakan Kemudahan

Dunia selalu penuh dengan kecemasan masa depan. Ketika kuliah, rasanya pusing sekali memikirkan skripsi. Ingin segera berganti kesibukan ketika melihat teman teman yang telah lulus dan mulai mencari kerja. Lalu ketika lulus masalah justru bertambah. Dengan berbagai gelar yang ada, society seakan akan menuntut kita bekerja ditempat menurut mereka layak. Ketika bekerja, muncul lagi tekanan berupa cibiran atas jabatan yang segitu segitu saja atau tuntutan lain seperti kapan menikah. Ini memang bukan masalah yang muncul sekarang. Menurut buku sapiens karya Yuval Noah, manusia pada zaman dahulu juga melakukan hal yang sama. Berfikir bahwa hidup akan lebih baik jika memproduksi makanan lebih banyak, manusia pada era pertanian awal berusaha menanam lebih banyak gandum yang akhirnya menyebabkan lebih banyak masalah. Tenaga yang lebih banyak dihabiskan lebih banyak, perubahan pola hidup menjadi menetap dari yang sebelumnya nomaden mengakibatkan meledaknya angka kelahiran yang akhirnya menun...