Masalah Pendidikan Indonesia

Menarik mendengar podcast Benang Merah tentang pendidikan kontekstual. Rasanya mewakili banyak keresahan saya tentang dunia pendidikan.

Dari obrolan di podcast tersebut saya punya pendapat yang mungkin lebih radikal mengenai masalah pendidikan

Apakah tujuan dari pendidikan ?

Perlu untuk balik kepada akar dari permasalahan. Untuk apa pendidikan ini kita upayakan.

Banyak versi dari masing masing orang. Namun pada prakteknya, tujuan pendidikan dewasa ini tentu saja untuk memenuhi kebutuhan industri. Sekolah biar bisa jadi dokter, pilot, polisi, programer, atlit. Itu yang dikatakan hampir semua orang.

Sebenernya cara pandang seperti itu tidak sepenuhnya salah. Baru baru ini presiden meminta kepala daerah menutup mata untuk menanda tangani setiap proposal investasi yang masuk ke daerah. Untuk menyiapkan investasi tersebut tentu butuh sdm yang mumpuni. Investasi ini berikutnya akan menggenjot pertumbuhan ekonomi dan membantu negara untuk menjadi negara maju.

Namun apakah itu yang kita cari?

Untuk menjadi negara maju. Kita perlu bersaing dalam pertarungan di pasar bebas internasional. Persaingan bebas menyebabkan tiap individu dari masing masing negara berkompetisi meningkatkan kapabilitas dan skill individu, untuk menjadi yang terbaik.

Namun akibatnya individualisme meningkat, dikota kota besar tidak sulit menemukan tetangga yang tak saling kenal. Dampak lain yang lebih buruk adalah meningkatnya permasalahan kesehatan mental yang menjangkit generasi muda ssperti di banyak negara maju. Puncaknya adalah intoleransi, baru saja pemerintah DIY merecanakan peraturan daerah baru yang menyatakan bahwa etnis tionghoa dilarang memiliki tanah di Yogyakarta. Perturan ini tentu banyak dihujat. Namun sadarkah kalian bahwa 5 perusahaan properti terbesar menguasai landbank yang ukurannya sepertiga luas DKI Jakarta. Dari situ dapat dilihat bahwa ada masalah ketimpangan ekonomi yang membuat masyarakat resisten terhadap etnis tertentu.

Kembali lagi kepada tujuan pendidikan. Apakah ini yang kita cari? Mengejar indikator indikator ekonomi semata? Kita seringkali memimpikan memiliki etos kerja seperti orang jepang namun pertanyaanya, siapkah kita dengan banyaknya kasus bunuh diri seperti disana?

Comments

Popular posts from this blog

Rekomendasi Brand Lokal Cowok

Sayur Sayuran yang Cocok untuk Berkebun di Rumah

Era Akhir Nasionalisme