Jangan percaya cerita layangan putus

Baru baru ini viral  cerita berjudul layangan putus. Kisah seorang isteri yang dimadu suaminya tanpa pemberitahuan. Cerita seperti ini seringkali menjadi preseden pada sebuah debat. Misal perdebatan tentang apakah poligami selalu menyakiti pihak perempuan.

Namun dari kisah tersebut tidak dapat langsung diambil kesimpulan. Alasannya adalah penyampaian argumen, baik tertulis seperti di sosial media ataupun langsung, data yang digunakan haruslah mewakili populasi yang ada. Misalkan hasil survey dari 70% pasangan poligami di suatu daerah. Jadi menggunakan satu dua kasus seperti diatas tidak layak digunakan untuk dasar suatu argumen.

Contoh seperti itu ada istilahnya, namanya cherry picking gampangnya adalah menggunakan cerita atau data hanya yang mendukung suatu argumen. Diibaratkan seperti memetik buah cherry, kita cenderung mengambil cherry yang sesui dengan kondisi kita saja, walaupun mungkin jumlahnya sedikit.

Comments

Popular posts from this blog

Rekomendasi Brand Lokal Cowok

Sayur Sayuran yang Cocok untuk Berkebun di Rumah

Era Akhir Nasionalisme