Hidup Memang Menyebalkan.
Sejak SD, saya pikir ketika SMP dan saya tidak perlu lagi ngaji ke TPQ hidup akan lebih menyenangkan. Bisa bermain bola setiap sore bersama teman teman.
Setelah SMP ternyata bermain bola rasanya biasa saja. Kakak saya yang ketika itu sudah SMA dan malam hari boleh keluar terlihat jauh lebih keren. Namun sialnya saya lalu masuk pondok pesantren dan okay mari lulus dan segera kuliah untuk hidup yang lebih baik.
Namun kembali lagi, kuliah ternyata tidak seasik itu. Memang sih, sudah tidak ada lagi yang mengatur jam berapa harus pulang. Namun beban masa depan mulai terlihat, teman teman satu persatu mulai lulus dan terlihat siapa yang bakal sukses dan tidak. Saya pikir saya harus segera lulus dan bekerja agar penderitaan ini berakhir.
Namun mulai bekerja dan bertanggung jawab atas diri sendiri adalah yang terburuk. Insecure tidak ada habisnya, selalu ada teman yang lebih sukses pekerjaan yang lebih baik, pilihan hidup yang sepertinya menyenangkan. Jadi anak SD yang cuma bisa main bola di hari sabtu dan minggu karena sisa harinya harus mengaji jauh jauh jauuh lebih baik. Sekali lagi, menjadi orang dewasa adalah yang terburuk.
Tapi badan sudah terlanjur membesar, orang tua juga sepertinya tidak mau lagi saya bermain sama teman teman TPQ. Lagian anak anak sekarang juga sepertinya lebih memilih bermain PUBG daripada main sepak bola. Dan sepertinya saya telah melebihi batas umur untuk masuk sekolah dasar.
Jadi yaudah, hidup menyebalkan ini cuma bisa dijalani saja. Allah berfirman
"hidup adalah ujian. Selama hidup, selama itulah kita diuji Allah Swt. "Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun." (QS Al-Mulk: 2)"
Ya hidup ini ujian memang ujian, dan selayaknya ujian, yang menyenangkam adalah kalau kita bisa mengerjakan dan berhasil melewati ujian itu.
Comments
Post a Comment