Masa Lalu Kadang Terasa Menyenangkan, tapi Apakah Kita Mampu Memilih Untuk Tetap Tinggal Ketika Itu?
Salah satu kenangan paling menyenangkan dalam hidup saya adalah ketika menjadi presiden disalah satu unit kegiatan mahasiswa ketika kuliah.
Periode sebelum saya menjabat, keadaan sangatlah buruk. Itu sebenarnya gara gara ulah saya juga. Ketika itu saya dipilih menjadi ketua sebuah acara bernama Setia. Saya yang ketika itu naif, berambisi menjadikan acara tersebut acara yang sensasional. Mengundang wakil mentri, menjadikan acara itu sebagai rangkaian ulang tahun Universitas dan membuat bazar di lapangan luas.
Acara tersebut berhasil dilakukan, walaupun tidak sepenuhnya sesuai rencana. Celakanya dibalik itu biaya yang keluar jauh melebihi pemasukan yang diterima. Beberapa kali kami beradu mulut sampai sampai ada yang menangis. Pengurus yang bertahan membantu juga hanya segelintir orang. Dan akhirnya ketika sampai diujung pergantian kepengurusan, saya malah dipilih menjadi presiden yang baru -____-. Sialnya lagi, pengurus yang ingin kembali melanjutkan kepengurusan sangat sedikit. Saat itu naluri insecure saya keluar, apa mereka kesal sama saya ya ☹️
Lalu mulailah periode yang baru. Jumlah pengurus nyaris hanya sepertiganya. Itupun didominasi mahasiswa mahasiswa baru. Kami mengulang segalanya dari awal.
Namun kenaifan tidak sepenuhnya buruk, setidaknya untuk pengurus muda ini. Tanpa tau kejadian tahun sebelumnya, mahasiswa mahasiswi tahun pertama ini bekerja dengan penuh semangat. Saya dan teman teman baik saya yang masih mau lanjut 😭, yang pernah melakukan kesalahan fatal di masa lalu ini menjadi tandem ideal. Kombinasi antara semangat dan pengalaman. Jumlah yang sedikit juga menghasilkan tim yang lebih kompak. Presentase kehadiran pengurus meningkat dua kali lipat, jumlah prestasi bahkan mampu mengimbangi. Sekali lagi dengan jumlah pengurus yang hampir hanya sepertiganya. Puncaknya tahun itu kami sukses mengadakan reuni akbar seluruh almuni organisasi untuk yang pertama kali.
Bahagia sekali saya tahun itu.
Namun setelah semua selesai, tidak ada yang mau menjadi presiden berikutnya. Pemilihan berjalan sangat alot. Saya berpotensi mengulang kembali kepengurusan. Tentu saya tidak mau.
Hei bukankah itu salah satu saat saat paling bahagia?
Iya, tapi suka tidak suka kita tetap harus tumbuh dewasa.
Comments
Post a Comment