Posts

Showing posts from July, 2020

Teman Terbaik

Hidup yang bahagia selalu diisi dengan teman yang menyenangkan. Ketika SD saya dekat dengan Rafiq. Mungkin karena sama sama pendek dan sama sama lumayan rajin. Dia selalu kendapat ranking dua besar di pada saat itu. Walaupun tidak serajin Rafiq paling tidak saya selalu masuk lima besar 😎. Ketika SMP, walaupun masih satu sekolah, saya tidak lagi akrab dengan Rafiq. Saya bermain dengan Anju, sesama anak cupu dan nanggung juga rajinnya. Kami sempat masuk kelas A namun terlempar bersama ke kelas b gara gara kebanyakan main cs (counter strike condition zero). Saya sih yakin, Saya dan Anju sama sama pinter, cuma nggak rajin aja. Di kelas B aku juga bertemu dengan Agus. Kayaknya aku nggak ada kesamaan interest sih sama Agus tapi entah kenapa sering main aja. Oh kakaknya agus sekelas dengan kakak saya, tapi ya nggak dekat juga mereka. Di rumah, saya punya banyak teman akrab, Dio, Bahrul, Bopik, Arifin, Ucup. Sebenernya hubungannya nggak se akrab itu sih 😅. Tapi tiap hari main bareng. Kombina...

Hidup di dunia penuh cobaan, berempatilah.

Saya punya keponakan, namanya Isni. Dia anak yang lincah, namun sedikit terlambat untuk bisa berbicara. Untuk ukuran anak seusianya pada saat itu (umur 3 tahun).  Salah satu alasannya adalah kakak saya adalah kedua orang tuanya sibuk bekerja. Pada saat bekerja, mereka tidak dapat meluangkan waktunya untuk mengurus Isni. Pada saat Kakak saya bekerja, Isni dititipkan ke saya atau bapak saya. Beruntung, pada saat berumur tiga tahun Kakak saya dapat memasukkan Isni ke paud. Dalam waktu relatif cepat, perkembangan kemampuan berbicaranya meningkat. Saat ketika Isni sudah masuk paud adalah saat saat saya mengurus usaha laundry. Pada saat itu karyawan laundry yang harusnya bekerja disitu keluar. Karena itu mau tidak mau saya yang mejaga laundrynya. Suatu hari ada seorang anak yang seumuran dengan keponakan saya, namanya Selfie. Dia awalnya dipanggil oleh teman saya untuk main ke laundry. Selfie adalah anak karyawan rumah makan masakan jawa yang berdiri dua kios disebelah kanan laundry. Kar...

Pada akhirnya kita semua hanya manusia.

Ketika SD dan masih mengaji adalah saat saat dimana saya sangat menggandrungi Naruto. Saat itu saya juga sangat suka menggambar.  Pada suatu hari saya meminta kakak saya untuk mencetak gambar naruto. Gambar naruto itu saya bawa ke tempat mengaji. Ketika sudah mengaji saya keluarkan gambar tersebut, lalu menirunya. Besoknya saya lakukan lagi dan selesai. Ketika selesai teman saya, sebutkanlah namanya Indra ingin membelinya. Saya pada saat itu berfikir, "apa bagusnya gambar dengan tangan? Kalau mau saya bisa minta kakak saya mencetak satu lagi gambar itu dengan printer. Gambarnya bagus dan presisi, ada warnanya pula (gambar naruto yang saya gambar pada saat itu hanya menggunakan pensil). Namun karena males berdebat saya berikan saja gambar tersebut. Beberapa bulan yang lalu, saya membaca cuitan yang menarik dari Om Pinot. Beliau salah satu animator terbaik Indonesia yang telah berkolaborasi dengan banyak brand atau tokoh terkenal. Beliau bilang, karya seni yang bagus bukan yang sama...

Jangan mudah menjudge sesuatu.

Seperti yang pernah saya ceritakan, kondisi fisik saya ketika SD dan SMP kecil sekali. Tak jarang karenanya saya di bully.  Saat SMP salah satu pembully saya katakanlah bernama Rio. Dia kerap kali memukul saya ketika bercanda. Sampai pada suatu hari saya sedang duduk di rumah menghadap ke jalanan. Tiba tiba saya melihat bapaknya Rio berboncengan dengan seorang wanita muda menuju ke arah bukit. Esok harinya dengan polosnya saya tanyakan ke Rio. "Rio, kemarin sa liat ko pu bapak bonceng cewek ke gunung". Udin menjawab, "Iya kah, itu da punya selingkuhan berarti".... . Lalu kemudian dengan sedih Rio bercerita tentang Bapaknya yang selingkuh dan seringnya marah marah di rumah. Cerita ini sebenernya mirip dengan apa yang sering terjadi saat ini. Kebanyakan kehidupan orang tidak seperti yang kita kira, terutama akibat sosial media. Di dunia nyata maupun sosial media, kita cenderung menunjukan apa yang baik di mata orang. Contohnya jarang sekali kita membalas kabar buruk k...

Menjaga Canda

Sejak SD sampai SMA saya seringkali minder dengan kondisi fisik saya. Saya terkadang dibully teman saya di sekolah karenanya.  Hal berbeda terjadi ketika pulang ke rumah. Teman di rumah berbeda angkatan, ada yang diatas dan ada yang dibawah. Yang menguntungkan adalah saya tidak punya teman sebaya dirumah. Jadi keterlambatan pertumbuhan fisik saya tidak ada perbandingannya. Dilingkungan rumah, saya lebih berani bependapat. Saya seringkali bercanda meledek teman teman saya. Yang cukup sering adalah Ucup dan Riski, Ucup karena sering di bully sama teman saya yang lebih tua lagi, jadi saya ikut ikutan. Riski karena medok dan gendut.  Masa SMP saya sangat menyenangkan. Setiap sore saya bermain bola dan malamnya nongkrong , bercanda bersama teman teman saya, tentu saja termasuk Riski dan Ucup.  Lalu setelah lulus SMP, saya pindah ke kota lain, hingga lulus kuliah dan bekerja.  Suatu hari Ibu saya meninggal. Rasa bersalah kemudian membuat saya merasa perlu tinggal lagi bers...

Agama sebagai kompas moral.

Tumbuh dewasa mengubah banyak pandangan saya dalam hidup. Di era informasi ini, kebenaran bukan merupakan sesuatu yang valid. Banyak sekali hal hal yang dulu saya percayai menjadi salah atau abu abu. Dan saya rasa bukan saya saja yang merasa demikian. Dulu saya percaya bahwa komunis sama dengan atheis. Ternyata ini tidak sepenuhnya benar, nyatanya tokoh seperti Tjokroaminoto di Islam,  Dan Gustavo Gutierrez di Katholik adalah orang orang yang memahami ajaran agama masing masing sejalan dengan komunisme. Dan yang jelas mereka juga belum tentu benar. Komunisme adalah kata yang muncul kurang dari 1000tahun yang lalu. Kata komunis tidak ada ketika kemunculan Islam dan Kristen. Dulu juga saya percaya bahwa nasionalisme adalah hal yang baik. Apa yang salah dengan mencintai negara? Namun di era dimana kesehatan mental mulai diperhatikan, data mengatakan bahwa negara negara Asia timur yang ultra nasionalis memiliki masalah besar dengan kesehatan mental warganya. Cina, Korea Selatan, Rusia ...

Sesuatu yang masih saya bingungkan. Untuk tumbuh itu ongkosnya besar.

Beberapa hari yang lalu saya mendengar podcast awal minggu yang dibawakan oleh Adriano Qalbi. Sesuatu yang menarik ketika dia bilang humanity itu belum tentu baik. Kalau manusia dari dulu berpegang sama humanity, mungkin kita masih muja muja arwah. Hal yang mirip saya baca di buku sapiens. Yuval Noah mengatakan kesalahan terbesar manusia adalah revolusi pertanian. Dampak dari revolusi tersebut ada pada kebahagiaan manusia itu sendiri.  Revolusi pertanian memunculkan harapan jangka panjang pada manusia untuk pertama kalinya. Harapan agar panen lancar. Manusia untuk pertama kalinya khawatir akan masa depannya. Mereka bersusah payah, mengatur jumlah stok makanan, memperikirakan kapan panen dan bekerja keras untuk itu. Lalu dimana masalahnya? Kemudian panen selesai dan manusia bahagia dengan hasil panennya. Namun itu hanya berlangsung sesaat, beberapa hari setelahnya mereka kembali harus bercocok tanam dan kembali khawatir akan masa depan mereka. Yang lebih parah adalah jumlah pangan y...

Istiqamah yang berhasil

Konsisten atau istiqamah selalu menjadi tips atau nasihat untuk tumbuh berkembang. Namun pada kenyataannya, istiqamah tidak selalu membawa kepada sesuatu yang lebih baik. Sebagai contoh kita lihat, tukang becak bertahun tahun hidup sebagai tukang becak, atau tukang jamu juga seperti itu. Lalu istiqamah seperti apa yang seharusnya dilakukan. Saya akan cerita tentang usaha laundry yang pernah saya coba. Pada suatu obrolan di kafe pada malam hari. Saya dan teman saya Seasar, Nursih dan Nando bercerita tentang bagaimana kami menyelesaikan masalah mencuci ketika kuliah. Lalu tercetuslah ide membuka laundryan, melihat peluang harga laundry perkilo di Biak sangat mahal karena pemainnya masih sangat sedikit. Lalu dimulailah hari hari kami membuka usaha. Awalnya kami memakai dua orang karyawan dan menyewa bangunan di lokasi yang cukup strategis. Sialnya ketika kami merenovasi bangunannya, kios disebelah kami membuka usaha yang sama!  Dan yang lebih sialnya lagi, tempat itu adalah cabang, se...