Istiqamah yang berhasil
Konsisten atau istiqamah selalu menjadi tips atau nasihat untuk tumbuh berkembang. Namun pada kenyataannya, istiqamah tidak selalu membawa kepada sesuatu yang lebih baik.
Sebagai contoh kita lihat, tukang becak bertahun tahun hidup sebagai tukang becak, atau tukang jamu juga seperti itu. Lalu istiqamah seperti apa yang seharusnya dilakukan. Saya akan cerita tentang usaha laundry yang pernah saya coba.
Pada suatu obrolan di kafe pada malam hari. Saya dan teman saya Seasar, Nursih dan Nando bercerita tentang bagaimana kami menyelesaikan masalah mencuci ketika kuliah. Lalu tercetuslah ide membuka laundryan, melihat peluang harga laundry perkilo di Biak sangat mahal karena pemainnya masih sangat sedikit.
Lalu dimulailah hari hari kami membuka usaha. Awalnya kami memakai dua orang karyawan dan menyewa bangunan di lokasi yang cukup strategis.
Sialnya ketika kami merenovasi bangunannya, kios disebelah kami membuka usaha yang sama!
Dan yang lebih sialnya lagi, tempat itu adalah cabang, sehingga mereka sudah mempunyai pelanggan tetap. Tapi okay, semua sudah terlanjur jadi usaha harus berjalan.
Bulan pertama masih cukup baik, kami berhasil mengajak teman teman atau kenalan pribadi untuk memakai jasa kami. Kami juga memberikan hadiah bagi pelanggan yang sering mencuci di tempat kami.
Namun pada bulan kedua penjualan langsung anjlok. Kenalan kami tentu telah habis, jadi memang harus mencari pasar baru. Hadiah yang kami berikan hanya menumpuk digudang. Lalu kami mencoba memperbaiki banner di depan laundry dengan desain yang lebih baik dan informasi yang lebih lengkap.
Masalah lain juga muncul, salah satu karyawan yang kami pekerjakan hamil. Dan akhirnya bekerja sangat tidak disiplin. Sering kali datang telat atau tidak masuk dan akhirnya dia menyadari dan keluar dengan sendirinya. Karyawan lainnya lalu bekerja sendiri. Namun beliau juga akhirnya keluar karena mau pulang kmapung.
Karena tidak ada jalan lain akhirnya kami mencoba tetap membuka dengan kami sendiri yang turun langsung disana. Pada saat itu kondisi penjualan belum juga membaik.
Lalu mulailah kami menjaga sendiri. Pada saat itu bulan keempat. Kami akhirnya menemukan masalah yang kami cari. Ternyata kedua karyawan yang tidak disiplin sebelumnya seringkali membuat pelanggan kecewa, entah kerena telat atau karena kehilangan pakaian. Kami pun merapikan proses pencucian dan administrasi usaha. Limit untuk hadiah juga kami kurangi sehingga beberapa pelanggan mulai datang beberapa kali. Bulan itu walaupun sales balum membaik namun sudah jauh lebih disiplin dalam memberi pelayanan.
Dan pada bulan berikutnya, penjualan naik hampir 5kali lipat! Banyak pelanggan yang awalnya hanya mencuci ketika momen tertentu akhirnya rutin karena ketepatan waktu yang kami janjikan. Mereka yang awalnya hanya mengincar hadiah juga menjadi rutin memakai jasa kami.
Apa yang membedakan cerita ini dan kehidupan bapak tulang becak adalah istiqamah yang kami lakukan tetap dibarengi semangat inovasi. Mencari peluang peluang baru serta membenahi masalah masalah yang ada.
Tidak hanya istiqamah, namun dibarengi dengan ikhtiar.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri,” (QS. Ar-Ra'd:11)
Comments
Post a Comment